Tuesday 9 December 2008

Islam dan Fenomena Peradaban Modern

Bagaimana Sikap Islam Menghadapi Fenomena Peradaban Modern

Peradaban modern adalah hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan yang mengagumkan, yang telah dicapai oleh menusia setelah beberapa abad lamanya melakukan penelitian yang melelahkan dan eksperimen-eksperimen yang berharga. Manusia telah berhasil mengungkap sebagian rahasia alam dan telah memanfaatkan potensi-potensi alam yang terpendam untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan untuk kemajuan kehidupannya.
Dan keberhasilan-keberhasilan yang diarahkan untuk maksud tersebut tentu lebih bijaksana daripada digunakan untuk memusnahkan peradaban itu sendiri dan memudahkan terjadinya bunuh diri massal.
Kemajuan industri secara umum telah memberikan kesenangan manusia yang tidak pernah diraih oleh penguasa zaman-zaman sebelumnya. Makanan-makanan yang sangat lezat, minuman yang sangat bervariasi dan banyak jenisnya. Pakaian-pakaian mengungguli sutra, baik kehalusannya, warnanya, ataupun tenunannya. Alat-alat transportasi sudah dapat menggantikan kuda, keledai, bahkan dunia ini terasa begitu kecil karena banyak nya alat transpostasi yang canggih. Para penyanyi yang suaranya sebelumnya hanya bisa didengar di istana-istana paa raja, kini suara itu sudah menyelusup ke gubuk-gubuk. Seorang di belahan timur dengan temannya di belahan barat sudah dapat berbicara dengan melihat secara langsung dengan biaya yang sangat murah. Bisa jadi manusia sekarang telah mencapai kemakmuran hidup yang tinggi, bahkan untuk hari berikutnya mereka akan mampu mencapai kemajuan yang lebih banyak lagi
Namun, walupun manusia telah mencapai kemajuan seperti itu mereka menderita tekanan jiwa (stres), kerakusan meraja lela, tangisan untuk memperoleh yang sedkit telah merusak kesenangan atas segala yang banyak tersedia, kedengkian yang timbul antara perorangan dan negara-negara telah menyalakan api kebencian di berbagai belahan dunia, manusia jaman sekarang ini masih saja lebih besar otot-ototnya di bandingkan dengan pikirannya, manusia hanya mengingat dirinya sendiri dan melupakan tuhannya, manusia mengingat hak-nya dan mengira bahwa dunia ini adalah segala-galanya, tidak berlanjut pada kehidupan yang lain.
Saya adalah seorang muslim yang mencintai kehidupan dan merasa senang dengan yang baik-baik. Allah memang telah berkenan menjamu saya untuk hidup di alam ini, dia pula yang memberi saya makan dengan karunia-nya. karenanya, amatlah bodoh jika saya menolak kemurahan yang tak terhitung banyak-nya itu, begitu pula, amat bodoh jika saya tidak mau bersyukur kepada allah, pemberi nikmat itu, Allah telah memberikan anugrah tetapi dia tidak menuntut lebih dari sekedar mengakui anugrah itu dengan baik, apakah hal itu merupakan harga yang mahal...? Namun, kebanyakan manusia itu merasa berat untuk membayar harta itu.
“....dan sedikit sekali dari hamba-hambaku-ku yang bersyukur ”(as-saba’ 13)
Berdasarkan prinsip itu saya ingin melihat kepada apa yang telah di sumbangkan oleh peradapan, baik yang lama maupun yang modren kepada kita.
Ada segi-segi tertentu dari peradaban moderen yang patut kita hargai dan hormati. Dan kita juga yakin bahwa peradaban modern adalah kelanjutan dan kesinambungan dari persepsi yang bebas dan positif, yang selalu berusaha mencari kebenaran, sarat dengan ilmu pengetahuan, dan terlahir dari bakat kemanusiaan yang tinggi dan bermutu.
Peradaban modern memang berhasil dalam bidang materi dan pengkajian terhadap alam semesta, keberhasilan ini sebenarnya menjadikannya lebih mendekati logika Al-Quran. Sebab usaha untuk memikirkan bumi, langit, dan apa yang ada didalamnya tanpa diragukan lagi adalah suatu usaha yang dikehendaki Allah melalui Al-Quran, dan umat islam memikul dosa karena ketertinggalan mereka dibidang ini dan akibatnya mereka membayar sedemikian mahal kettinggalan itu.
Peradaban modern telah mengungkap banyak sekali kekuatan dan rahasia alam serta berbagai penemuan mutakhir, di antaranya dibidang pengembangan nuklir dan penjelajahan angkasa luar. Perkembangan teknologi elektronika dan komputer menyebabkan para pioner peradaban modern itu semakin unggul baik dalam bidang sipil maupun militer.
Namun, dibalik berbagai kemajuan keilmuan dan teknologi yang sedemikian pesat itu, dalam bidang-bidang lain justru mengalami kemandegan, tidak ada sedikitpun kemajuan, sehingga mereka hidup seakan di zaman batu. Stagnasi itu misalnya saja terjadi dalam kemampuan pengendalian insting, pengendalian nafsu kebinatangan yang mendekam dalam diri manusia, pengendalian egoisme, kekuasaan untuk merampas hak orang lain, serta perlakuan tidak adil dan keengganan untuk mengakui hak-hak terhadap orang lain dengan suka atau terpaksa.
Dan lebih parah lagi, peradaban modern telah gagal untuk mengenal Rabb (Tuhan) semesta alam, gagal menjalin hubungan yang benar dengan-Nya atas dasar memuliakan-Nya, mensyukuri nikmat-Nya, menghayati keagungan-Nya, mensucikan (bertasbih) dengan memuji-Nya, berlidung kepada-Nya dan mencari ketentraman bathin dalam menghadapi kesulitan, ketakutan, kegelisahan serta petaka.
Sesungguhnya betapapun tinggi dan canggihnya ilmu pengetahuan manusia, tidak mungkin menjadikannya Tuhan. Manusia akan selalu membutuhkan Tuhan. Manusia tidak akan pernah memperoleh ketengan dan ketentraman yang hakiki, kecuali dalam bersujud kepada Allah dan memohon petunjuk dan bimbingan-Nya.
Dari manakan cacat-cacat itu menyusup kedalam peradaban modern itu sehingga mengancam kelestarian masa depan manusia?
Barangkali jawabannya adalah : karena keangkuhan para sekularis dan materialis atas keberhasilan-keberhasilan yang mereka raih, dan segala kemudahan yang diperoleh. Ukuran keberhasilan adalah materi dan kebebasan untuk berbuat apa saja selama tidak merugikan orang lain secara materi.
Peradaban modern telah melupakan Allah secara keseluruhan dan tidak menyiapkan diri untuk bertemu dengan-Nya, peradaban modern memuja hari ini dan mendustakan hari esok. Peradabn modern telah mengabdi kepada jasmani dan materi dan hanya tunduk kepada tuntutan keduanya.
Kita sebagai umat islam menentang segala kecenderungan yang menyesatkan itu secara global maupun terinci. Memang, kita harus merasa kagum dan salut terhadap peradaban modern dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhasil diraihnya, kita kagum pada ketertiban manajemen dan keberhasilan membangun metode yang mempu mencegah meluasnya kezaliman terhadap perorangan dan terenggutnya hak asasi manusia, sekalipun orang Barat, sebagai pionir dari peradaban modern itu, menyiapkan buahnya hanya untuk dipetik segelintir orang saja.
Saya jadi malu, dimanakah kita ketika orang-orang Eropa datang dan mengekploitasi minyak bumi di negara kita? Apa yang mampu kita lakukan pada saat itu? Ilmu apa yang ada dan memadati otak kita?
Para reformis muslim ada yang mengerahkan seluruh potensi mereka untuk memulihkan kesadaran umat, tapi anehnya sebagian umat islam justru menebar cacian dan kecaman untuk menjatuhkan derjat mereka. Sungguh kita belum sembuh dari penyakit yang tengah kita derita.
Peradaban barat nelaju dengan cepat dan tak terbendung, tetapi tenggelam dalam urusan dunia dan materi saja, dan ini tidak membawa kebaikan-kebaikan bagi individu maupun masyarakat luas. Karena sebenarnya mereka mengalai kekosongan, kekosongan dari iman dan penghayatan hidup selanjutnya.
Sebagai muslim, tentu kita tidak ingin hanya bahagia didunia dengan segala macam tawaran materi dan kesenangan, kita memiliki keyakinan adanya hidup sesudah ini, sesungguhnya yang benar adalah hanya mengikuti bimbingan Ilahi dalam menjalan aktifitas hidup. Alangkan lemahnya manusia bila tidak mendapatkan pertolongan dari Rabb-Nya. Dan alangkah hina dan sengsaranya manusia bila tidak memperoleh Rahmat dan Barakah dari Rabb-Nya.
Padang, Awal Desember 2008

Muhammad Darwin Zulkhair, S.Pd.