Friday 31 October 2008

Mengaktifkan Kembali "Iman" dan "Islam" Kita

MENGAKTIFKAN KEMBALI “IMAN” dan “ISLAM” KITA
Sahabat, ternyata tidak cukup jika kita hanya mengaku bahwa kita adalah seorang muslim, seorang mukmin, pengakuan itu akan menjadi sia-sia ketika kita dihadapkan kepada suatu pembuktian, pembuktian keislaman, pembuktian keimanan.
Iman akan dapat dibuktikan ketika fungsi iman masih bersemi dalam diri kita, secara umum fungsi iman antara lain adalah : Pencegah, mencegah seseorang dari bertindak diluar ketentuan ilahiah, Kemudian Pendorong, Mendorong seseorang agar senantiasa menyadari keberadaan dirinya sebagai seorang hamba Allah yang wajib patuh dan taat kepada-Nya, Kemudian Fungsi lain adalah Pemberi semangat, memberikan ruh semangat yang luar biasa kepada seseorang agar tetap mampu berjalan di koridor ilahi, meskipun itu adalah sesuatu yang sulit. Para sahabat rasul telah membuktikan semua fungsi ini dengan baik, hal ini dibuktikan dengan semangat iman yang mereka miliki sekalipun nyawa yang menjadi taruhannya mereka siap dan tegar untuk itu, Bilal Ibn Rabah, sahabat yang luar biasa ini mengawali keimanannya dari titik yang paling Nadir dari hidup manusia yaitu ”Hamba sahaya’’ Atau Budak yang direnggut semua hak hidupnya oleh orang lain, tapi dengan iman yang begitu menggebu semua rintangan yang beliau hadapi seolah hanya sebuah pembuktian betapa sempurna imannya. Dan masih banyak sahabat Rasulullah lainnya yang mungkin Sahabat sudah membacanya!!!
Lalu bagaimana dengan Iman Kita?
Pertanyaan yang sering kita dengar tentunya, namun pernahkan kita terdiam sejenak dan berfikir tentang hal ini, berfikir jauh tentang gurun tandus keimanan yang kita miliki, merenung sejenak tentang kifrah iman kita selama hayat, mengira-ngira posisi iman kita di antara iman-nya orang-orang saleh,? Mungkin jawabnya bahkan mengejutkan kita sebagai pemilik iman. Fase-fase hidup kita telah banyak kita lalui namun apakah kita pernah menemukan sebuah oase dalam iman yang menyegarkan dan membuat kita bahagia karena kita merasa di hargai oleh yang maha atas segalanya?
Sahabat!!!
Sebenarnya kita memiliki itu, kita memiliki iman, kita memiliki oase itu, tapi kita tidak menyadarinya.
Kita punya iman, tapi iman kita tidak aktif, kita telah menjadi muslim tatapi islam kita hanya fasif, sahabat bila iman kita hanya fasif maka ia tidak akan membawa manfaat bagi kita, ibarat sebuah telpon genggam yang bila di off kan akan sulit menerima panggilan, oleh karena itu iman yang fasif juga tidak akan mampu menerima semua kebenaran ilahiah, begitu banyak ajakan-ajakan mulia yang sering kita dengar, tapi tidak mampu membawa kita pada kesadaran haikiki, tidak mampu membangunkan kita dari kealfaan abadi dalam hidup.
untuk itu aktifkan kembali iman itu, tangkap semua sinyal ilahiah yang ada di sekitar kita, jangan jadikan iman kita iman seorang pecundang, bangun kebahagiaan dalam diri kita melalui iman.
Bila iman telah berfungsi tidak hanya individu yang akan merasa bahagia bahkan seluruh jagad raya akan merasakannya.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“ Seandainya penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa niscaya kami bukakan keberkahan dari langit dan bumi, tapi sayang, mereka justru banyak yang mendustakan agama Allah, maka kami mengazab mereka atas apa-apa yang mereka lakukan (QS. Al-‘Araf :96)”
Sahabat !!!
Kesulitan yang kita rasakan timbuk akibat iman kita tidak berfungsi baik.

Sunday 26 October 2008

Dan aku terpaku!!!

pernahkah kita melihat suatu keajaiaban dalam hidup kita? jika pernah pernahkah kita berfikir tentang mengapa kejadian itu bisa terjadi? jika ya..apa yang ada dalam pikiran kita? jika tidak, mengapa? ketidak mampuan kita mengejawantahkan makna dari sebuah keajaiban yang terjadi merupakan suatu kesalahan, mengapa demikian? karena semua kejadian yang terjadi sebenarnya adalah mengandung hikmah dan manfaat yang bisa tuk kita jadikan sebagai perbaikan pribadi dan bahkan masyarakat secara umum, jadi kapan anda terakhir kali terpukau, tersentuh, terenyuh oleh suatu kejadian? maka seandainya kita bisa berpikir lebih jauh tentang apa yang ada disekitar kita.